Showing posts with label culture. Show all posts
Showing posts with label culture. Show all posts

Monday, November 12, 2012

rumah jepang lageeee

alohaaaa..

yang kangen gue #plak postingan gue maksudnya..
ayuk kumpul smua...

*treak pake toa*

kali ini gue mw posting soal ruangan2 yg ada d rumah2 ala jepang...
ready???

cheh this out....



Ruangan2 yg ada dlam rumah jepang
Rumah di Jepang mempunyai keunikan tersendiri. Orang2 Jepang menggabungkan konsep tradisional dan barat pada rumah mereka. itu bs dilihat dari ruangan2 yang ada di dalam rumah mereka. Mereka menempatkan ruangan yôshitsu dan washitsu secara bersamaan. Berikut ini adalah ruangan2 yang menjadikan rumah di Jepang jadi sangat unik :
a)      玄関 (Genkan)
Ruangan pertama yang akan ditemui pada rumah Jepang sebelum memasuki ruang tamu adalah genkan. Bagi orang asing yang berkunjung ke rumah Jepang, maka mereka akan terkejut karena mereka harus melepas sepatu mereka di ruangan tersebut dan mereka harus mengganti sepatu mereka dengan sandal khusus di dalam ruangan. Karena, Ada perbedaan dengan kebiasaan mereka. Orang Jepang biasa melepas sepatu dan berganti dengan sandal di dalam rumah, sedangkan orang asing tidak.
Genkan sendiri memiliki pengertian area pintu masuk yang berfungsi sebagai tempat untuk melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal yang digunakan khusus untuk di dalam rumah.
Tekstur dari genkan sendiri sedikit lebih rendah dari lantai rumah.dan lantai masuk ke dalam rumah lebih tinggi dari lantai depan pintu masuk. Pada genkan biasanya terdapat lemari atau tempat memasukkan/menyimpan sepatu yang disebut  げたばこ(getabako).
Hampir mayoritas rumah-rumah di Jepang memiliki genkan. Baik rumah tradisional maupun rumah modern, semuanya memiliki genkan. Oleh karena itu, salah satu cirri dari rumah ala Jepang adalah memiliki genkan yang tidak ada di Negara lainnya. Jika akan memasuki rumah atau ruangan modern(yôshitsu), karena beralaskan karpet, maka ketika berada di genkan sepatu harus dilepas dan berganti menggunakan sandal. Akan tetapi, jika ruangan yang akan di masuki adalah washitsu, maka setelah melepas sepatu di genkan, tidak perlu memakai alas kaki lagi. Karena, di dalam ruangan washitsu, alas yang digunakan adalah tatami (tikar yang terbuat dari jerami), dan alas tersebut tidak boleh diinjak dengan menggunakan sepatu maupun sandal.
b)      リビングルーム(Ruang Tamu)
Rumah-rumah di Jepang sekarang ini, biasanya menggabungkan antara ruangan tradisional dan ruangan ala barat. Ruangan ala barat yang terdapat pada rumah Jepang mirip dengan yang ada di Negara-negara barat, akan tetapi mungkin agak sedikit kecil bagi orang barat.
リビングルーム biasanya terdapat pada ruangan ala barat atau yôshitsu. Di ruangan ini, terdapat sofa, TV, meja dan lain-lain. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat untuk ruang berkumpul bersama keluarga, menerima tamu, atau melaksanakan acara.Saat ini, orang-orang Jepang lebih memilih menggunakan ruangan ala barat atau yôshitsu sebagai ruang tamu karena mereka tidak lagi harus duduk diatas zabuton (semacam bantal untuk duduk) ketika berkumpul bersama keluarga ataupun menjamu tamu. Mereka bisa dengan leluasa duduk di sofa atau kursi yang ada di リビングルーム.

a)      和室 (washitsu) dan 洋室(yôshitsu)
Rumah di Jepang mempunyai dua macam bentuk ruangan, yaitu ruangan ala Jepang (washitsu) dan ruangan ala barat(yôshitsu). Dahulu, ruangan washitsu hanya ada di dalam rumah tradisional Jepang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, rumah di Jepang juga mengalami modernisasi. Meskipun begitu, washitsu tetap digunakan meski jumlahnya hanya satu di dalam sebuah rumah.
Washitsu adalah ruangan ala Jepang yang menggunakan tatami. Pengertian tatami sendiri adalah alas atau tikar ruangan khas Jepang, terbuat dari jerami yang dijahit kemudian dilapisi jalinan batang sejenis rumput. Ada tata cara tersendiri dalam penataan tatami. Dari penataan tersebut, bisa diketahui luas ruangan tersebut.
Tatami memiliki tekstur yang tipis dan mudah robek, sehingga jika berjalan atau duduk di atasnya, maka dibutuhkan perhatian ekstra agar tidak merusaknya. Untuk itu, dianjurkan saat menginjak tatami lebih baik tanpa menggunakan alas kaki (baik sepatu atau surippa).
Dalam washitsu terdapat pembatas yang mengelilingi ruangan yang disebut dengan Shouji dan fusuma. pengertian shouji adalah pembatas dinding yang terbuat dari kertas washi (kertas Jepang). Fungsi dari shouji adalah sebagai penangkal cahaya yang masuk ke dalam rumah, menghalangi serangga agar tidak masuk dan memberi kesan nyaman ketika musim panas.
Sedangkan fusuma adalah panel berbentuk persegi panjang yang dipasang vertikal pada rel dari kayu, dapat dibuka atau ditutup dengan cara didorong. Fungsinya sebagai pintu dorong atau pembatas ruangan pada washitsu. Seperti halnya shōji, fusuma dipasang di antara rel kayu; rel bagian atas disebut kamoi (鴨居) dan rel bagian bawah disebut shikii (敷居). Rangka dibuat dari kayu dan kedua sisi permukaannya dilapis dengan washi, kain (serat alami atau serat sintetis), atau vinil.
Washitsu merupakan ruang serba guna untuk berbagai keperluan, mulai dari ruang belajar, ruang keluarga, ruang tidur, hingga ruang pesta. Fungsi washitsu berubah bergantung kepada alat rumah tangga yang dipakai. Washitsu berubah menjadi ruang belajar bila diletakkan meja dan zabuton (bantal tipis). Washitsu menjadi ruang tidur bila diletakkan futon. Meja besar dikeluarkan bila washitsu ingin digunakan untuk jamuan makan.
Di ruangan washitsu biasanya digunakan futon yang di gelar untuk tidur. Futon adalah sebuah matras untuk tidur. Futon biasanya dapat dilipat dan disimpan dalam sebuah lemari dinding yang disebut oshi-ire.
      Selain washitsu, ada pula ruangan yang bergaya barat yang biasa disebut yôshitsu. Sama halnya dengan ruangan yang ada di Negara-negara Barat, di dalam yôshitsu juga terdapat beberapa ruangan yang menggunakan interior ala barat atau Eropa. Seperti : ruang tamu, dapur, toilet, dan kamar tidur. Mereka menggabungkan dua buah konsep dalam satu rumah, yaitu rumah ala Eropa yang terdapat washitsu di dalamnya.
      Meskipun tampak sama dengan ruangan yang ada di Negara-negara Barat lainnya, tetapi pada yôshitsu terdapat dua perbedaan besar dengan rumah Barat. Yang pertama yaitu orang tidak mengenakan sepatu di dalam rumah, dan yang kedua adalah setidaknya ada satu ruang yang cenderung dirancang dalam gaya Jepang, dan berlantaikan tatami.
Orang melepaskan sepatu begitu memasuki rumah agar lantai rumah tetap bersih. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, rumah di Jepang mempunyai genkan, yang merupakan tempat untuk melepaskan sepatu, meletakkannya, dan mengenakannya kembali. Setelah melepaskan sepatu, orang Jepang mengenakan sandal rumah. Sedangkan orang Barat, tidak mempunyai genkan di rumahnya dan mereka tidak melepas sepatu mereka ketika mereka memasuki rumah.
b)      床の間(Tokonoma)
Ruang lain yang terdapat dalam rumah di Jepang adalah tokonoma. Tokonoma adalah lekukan dinding yang terdapat dalam washitsu. Tokonoma hanya ada di dalam washitsu yang dianggap sebagai washitsu utama (washitsu untuk menerima tamu). Tokonoma adalah bagian dari washitsu untuk keperluan yang bersifat sakral. Tokonoma terdiri dari tokobashira (tiang utama) dan tokogamachi (papan).
Pada ruang ini terdapat kakejiku, gantungan tulisan huruf kanji atau gambar. Selain itu, terdapat pula rangkaian bunga dalam vas, bunga tersebut adalah hasil dari seni ikebana (seni merangkai bunga Jepang). Hal itu memberikan ciri tersendiri bagi rumah di Jepang.  
Orang Jepang sangat menghargai adanya tokonoma. Karena bagi mereka hal itu dapat memberikan rasa ruang.
c)      トイレ(Toire)
Di Jepang, ada dua jenis toilet. Yaitu, toilet ala Jepang dan toilet ala Barat. Toilet ala Jepang biasa disebut dengan washiki sedangkan toilet ala Barat disebut yôshiki.
      Toilet ala Jepang atau washiki adalah toilet tradisional yang digunakan sejak jaman dahulu. Bentuk dari toilet washiki adalah toilet jongkok. Sedangkan toilet ala Barat atau yôshiki adalah toilet yang digunakan di Amerika dan Eropa. Bentuknya adalah toilet duduk.
Toilet tradisional gaya Jepang (washiki) termasuk ke dalam jenis toilet Asia  yang umum ditemukan di berbagai negara di Asia. Sebagian besar kloset jongkok di Jepang dibuat dari porselen. Orang yang menggunakan toilet berjongkok di dekat lubang, dan umumnya menghadap ke tembok. Kloset jongkok seperti ini memiliki sistem air penyiraman (pembilasan) seperti kloset duduk model Barat, dan tidak perlu disiram dengan gayung.
Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm. Bagi pria, mungkin lebih mudah untuk buang air kecil sambil berdiri di kloset yang berada di lantai yang ditinggikan.
Keuntungan dari kloset jongkok adalah mudah dibersihkan, lebih murah, dan menggunakan lebih sedikit air dalam sekali bilasan dibandingkan dengan kloset model Barat.
 Kloset duduk yang umum di negara-negara Barat dikenal di Jepang sebagai kloset gaya Barat (yôshiki). Sekarang ini, kloset gaya Barat, termasuk toilet teknologi tinggi, lebih umum dipasang di rumah-rumah di Jepang daripada kloset jongkok tradisional. Stiker bertuliskan instruksi cara buang air besar dan buang air kecil di kloset duduk masih sering ditempel di apartemen yang dibangun ketika kloset duduk belum populer.
WC umum milik sekolah, kuil, dan stasiun kereta api kadang-kadang hanya dilengkapi kloset jongkok. Walaupun demikian, orang Jepang lebih menyukai kloset duduk untuk toilet di rumah, terutama bila memiliki anggota keluarga lanjut usia, atau keadaan fisik yang menyulitkan posisi jongkok. Di dalam WC umum untuk penderita cacat juga selalu disediakan kloset duduk.
Di rumah-rumah Jepang disediakan sandal khusus toilet (toilet slippers) untuk memperkecil kontak antara lantai toilet yang dianggap tidak bersih dan bagian rumah lainnya yang dianggap bersih. Sandal ini hanya dikenakan sewaktu berada di dalam toilet dan dilepas sewaktu meninggalkan toilet. Sandal toilet tidak untuk digunakan di dalam rumah. Sandal seperti ini biasanya dibuat dari plastik atau karet, dan kadang-kadang diberi gambar karakter anime atau simbol toilet.
d)     お風呂(Bak mandi untuk berendam)
Dalam kebiasaan mandi, orang  Jepang mempunyai kebiasaan mandi dengan cara berendam di ofuro. Dalam sebuah kamar mandi ada dua ofuro, yang pertama, tempat penampungan air panas dan yang kedua, untuk membersihkan badan.
Untuk bagian ofuro yang pertama disebut dengan yubune. Yubune mempunyai fungsi sebagi tempat untuk menghangatkan badan. Di dalam yubune, tidak boleh membersihkan badan ataupun menyiram sisa-sisa sabun yang menempel di badan. Seperti yang telah dijelaskan, ada dua jenis ofuro, maka jika ingin membersihkan sisa-sisa sabun di badan, tempat yang digunakan adalah ofuro yang kedua.
Fungsi utama dari ofuro adalah tempat untuk menghangatkan tubuh setelah tubuh dibersihkan. Apabila berendam di dalam ofuro, maka akan terasa sangat nyaman dan semua keletihan selama satu hari akan terasa hilang.



naaaahhh..itu dia yg bkin unik... gmana??? 

cr: all sources 

Monday, November 5, 2012

Karakteristik rumah Jepang



ini aku tulis pas jaman2 kuliah dpet tugas soal pranata masyarakat jepang..
udah kelar kuliahnya, sekarang ilmu nya mw aku bagi2...
here we go!!!

jyaa, benkyoushiyou!!!!

Bangunan rumah-rumah di Jepang berukuran kecil, tetapi bangunan-bangunan itu tampak seragam, baik dalam warna, tinggi, maupun model. Bangunan tersebut tidak kotak ataupun lebar, melainkan memanjang. Hal itu disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Bangunan rumah di Jepang relatif kecil. Hal ini dikarenakan ketersediaan lahan atau tanah di Jepang yang semakin menipis, sehingga harga tanah di jepang cukup mahal.  
Meskipun bangunan rumah di Jepang kecil, tetapi didalamnya dapat memuat semua kebutuhan orang Jepang. Ternyata, hal itu dikarenakan barang-barang yang ada dalam ruangan bukanlah barang-barang yang memakan tempat.
Selain itu, ada hal penting yang harus diperhatikan pada saat membangun rumah di Jepang. Yaitu, ketahanannya terhadap empat musim di Jepang. Seperti yang diketahui, Jepang merupakan Negara yang mempunyai empat musim yakni musim semi, panas, gugur, dan dingin. Oleh karena itu, agar rumah yang mereka tinggali dapat menjadi tempat yang nyaman, maka mereka harus memikirkan struktur yang sesuai dengan musim tersebut.
Rumah tradisional Jepang dibangun dari kayu-kayu yang juga ditunjang oleh tiang-tiang. Kemudian, lantai ditinggikan sekitar 10 cm dari tanah lalu ditutup dengan balok kayu untuk lantai, hal ini bertujuan untuk menghindari embun dari tanah.
rumah-rumah di Jepang mempunyai karakteristik yaitu dindingnya yang tipis sehingga hampir tidak bermateri (kertas yang dipakai sebagai penyekat ruangan). Pemilihan materi tersebut (kertas) sangat kental dengan kepercayaan masyarakat Jepang yang kuat bahwa itu merupakan sikap Shinto, yaitu “bersatu dengan alam dan tetap menang”. Oleh karena itu, meskipun  materi (kertas) tersebut tidak aman pada saat musim dingin, mereka tetap memilih menggunakan kertas sebagai dinding penyekat ruangan mereka.

Thursday, October 11, 2012

Keunikan Rumah Jepang part 1



Pernahkah kalian memperhatikan bentuk rumah di Negara-negara lain?? Apa yang membedakannya dengan rumah di Negara kita?? Kali ini kita akan coba mencari tahu bagaimana rumah di negeri sakura…


Okay… kita mulai..


Di Negara sakura terdapat bentuk dan susunan rumah yang sesuai dengan lingkungan dan kebiasaan di Jepang. Rumah di Jepang memiliki dua macam gaya, yaitu : rumah gaya tradisional dan rumah gaya modern. Keduanya tidak jauh berbeda, keduanya memiliki teras atau area pintu masuk khas ala Jepang yang biasa disebut dengan genkan (玄関). Genkan adalah area pintu masuk tradisional Jepang untuk sebuah rumah, apartemen, atau bangunan—sesuatu gabungan dari serambi depan dan keset. Genkan biasanya berfungsi untuk tempat berganti sepatu baik ketika akan masuk rumah maupun akan keluar rumah.

Selain genkan, rumah di Jepang juga mempunyai washitsu (和室) dan yôshitsu (洋室). Seperti yang telah dijelaskan di atas, rumah di Jepang meiliki dua macam gaya yakni modern dan tradisional. Di dalam rumah yang bergaya tradisional, akan dijumpai ruangan yang disebut washitsu. Washitsu adalah ruangan ala Jepang. Dalam washitsu terdapat alas atau tikar yang disebut dengan tatami ().
Jika dalam rumah bergaya tradisional terdapat ruangan washitsu, maka pada rumah yang bergaya modern terdapat ruangan yang disebut yôshitsu. yôshitsu adalah sebuah ruangan ala barat. Berbeda dengan washitsu, ruangan yôshitsu beralaskan karpet.

Apabila memasuki ruangan washitsu, maka tidak diperbolehkan memakai alas kaki, baik sepatu maupun surippa(sandal). Akan tetapi, ketika akan memasuki ruangan yôshitsu, maka saat di genkan harus melepas sepatu dan menggantinya dengan surippa.

Meskipun saat ini rumah-rumah di Jepang bergaya barat atau modern, tetapi ada yang menjadi sebuah khas dari rumah di Jepang, yakni ruangan-ruangan yang ada di dalamnya. Di Jepang, di setiap rumah pasti memilki genkan, washitsu dan yôshitsu, リビングルーム(Ruang tamu), ofuro(bak mandi), tokonoma.  

Ruangan-ruangan itulah yang menjadikan rumah di Jepang menjadi unik dan khas daripada rumah di Negara-negara lain.

Naaahhhh….. unik kan??? Gimana??? Mau tau lebih lanjut???